Pengalaman Suntik Vaksin Covid19 di Surabaya - Kamis pagi (25/3/2021) setelah menyalakan ponsel dan cek pesan masuk whatsapp, saya membaca sebuah pesan dari Mbak Marta, pendamping saya dari Dinas Koperasi&UMKM. Rupanya pesan tersebut sudah dikirim sejak semalam sebelumnya, berisi undangan untuk menerima vaksin covid19.
Saya sendiri sempat gamang, untuk mengikutinya atau tidak. Jujur saya takut jarum suntik, terakhir kali disuntik adalah ketika SD. Tapi dalam hati saya, mumpung ada kesempata. Nanti belum tentu akan dapat secepatnya. Pertimbangan lainnya, di rumah saya merawat ibu lansia dan tingkat mobilitas ke tempat umum cukup tinggi seperti pasar, ekspedisi, tempat perbelanjaan grosir.
Dengan sedikit deg-degan saya mengiyakan undangan menerima vaksin tersebut dan membalas pesan singkat Mbak Marta. Kemudian mengirim pesan ke Bu Umi, teman anggota binaan UMKM juga dengan niat berangkat bersama.
Pengalaman Suntik Vaksin Covid19
Bagaimana Mendaftar Vaksin Covid19 Mandiri?
Banyak teman-teman menanyakan melalui pesan langsung di instagram ketika saya mengunggah situasi vaksinasi beberapa hari lalu itu. Bagaimana cara mendapat vaksin covid19 secara mandiri? Sejauh ini saya belum mengetahui bagaimana mendaftar secara mandiri karena program vaksin melalui pemerintah masih berada di tahap kedua yakni kelompok masyarakat umum dan lansia yang menjadi prioritas.
Kebetulan saya bisa mendapat vaksin atas undangan dari Dinas Koperasi sebagai anggota UMKM binaan. Namun kabar baik yang saya himpun dari beberapa sumber menyebutkan, Program vaksin Gotong Royong mulai diizinkan. Kemarin sempat memperoleh info juga dari ikatan alumni kampus yang mengadakan vaksinasi untuk rekan alumni.
Apa yang Harus disiapkan sebelum vaksin Covid19?
Prosedur Vaksinasi Covid19
Saya dan Bu Umi tiba pukul 11.30 di halaman Kantor PDAM depan Stasiun Gubeng Baru Surabaya. Seorang petugas mengarahkan kami untuk skrining suhu badan dan mencuci tangan terlebih dahulu.
Pertama, kami mengambil blangko untuk diisi terkait data pribadi dan riwayat kesehatan.
Kedua, di meja paling ujung untuk mengisi daftar hadir dan mengambil antrian nomor. Di meja tersebut pula ditanya pernah kontak dengan pasien Covid atau pernah jadi penyitas.
Tiba-tiba seorang lelaki datang di sebelah saya dan mengatakan "Saya bulan lalu jadi penyintas. Februari." Deg. Saya langsung refleks menggeser langkah ke samping.
Antrian saya nomor 1168 sedang Bu umi 1174, kami dipersilakan menunggu di kursi yang disediakan. Saya pikir bakal lama, ternyata nggak.
Terdapat delapan booth dengan masing-masing 4 Meja di atas panggung. Meja 1 berupa pos verifikasi data. Di situ petugas sempat bingung memasukkan data saya dalam kelompok mana. Saya menyebutkan anggota UMKM yang mana masuk kelompok masyarakat umum dengan prioritas.
Meja dua berupa skrining dan anamnesis yang dilakukan oleh nakes yang bertugas. Setelah melakukan anamnesis, nakes kemudian memeriksa tekanan darah. Alhamdulillan, normal. heheh. Saat cek, usahakan jangan tegang karena bisa membuat tekanan darah menjadi lebih tinggi (Bu Umi cerita, beliau sempat tegang dan tekananan darahnya naik sewaktu tes. Akhirnya menunggu beberapa saat agar tensinya kembali normal).
Lalu beralih ke meja 3, yaitu pos pemberian vaksin. Karena saya menggunakan jilbab saya memilih pos tiga yang terdapat di dalam gedung PDAM. Ya gimana, masa mau buka-bukaan lengan di luar.
Ternyata antrian di dalam gedung cukup ramai. Sambil nunggu rasanya deg-degan. Lebih ke deg-degan karena membayangkan melihat jarum suntiknya. Takut aja kalau tiba-tiba pingsan atau badan gemetar gitu. Masih ingat jaman SD nangis gegara disuntik vaksin di paha yang ngilunya berhari-hari
Proses Pemberian Vaksin Covid19
Efek Samping Setelah Suntik Vaksin Covid
Saat menulis tulisan ini (hampir 6 hari sejak vaksin masuk tubuh), saya tidak merasakan adanya efek samping yang buruk. Hanya beberapa saat setelah pemberian saya merasa ngantuk, pegal-pegal dan nggreges (demam tapi badan dingin) sebentar dan tentunya masih merasakan ngilu pada lengan bekas suntikan. Oiya, satu lagi. Setelah vaksin akhir-akhir ini nafsu makan jadi meningkat, gampang lapar, ingin ngemil terus.
Oiya, nakes yang bertugas di ruang pemberian vaksin memberi pesan agar jangan terlalu capek hingga 14 hari setelah pemberian vaksin yang pertama. Tapi, setelah divasin saya langsung menggunakan otot lengan untuk menyetir motor ke rumah yang jaraknya lumayan jauh dari Kantor PDAM, kemudian dilanjut angkat beberapa barang berat di rumah. Akhirnya kekeselen, bund... pemberian vaksin kedua akan dilakukan satu bulan kemudian.
Sudahkan teman-teman mendapat vaksin? Share pengalaman teman-teman setelah menerima vaksin, dong!
Kak kok sama yaa, aku takut jarum suntik. Yaaa aslinya awalnya doang parno kalau udah disuntik yaa biasa aja. Haha cuma awal2 buat menghadapi ituuu yang susah bund wkwk ...
ReplyDeleteeh sama, kata temenku habs vaksin makan mulu kerjaannya :)
Kemarin, cuma nganterin mama buat vaksin. Itu pun bisa mendapatkan vaksin, karna kerjaannya yg mengharuskan untuk divaksin.
ReplyDeleteBaru tau, kalo yg boleh divaksin itu yg sudah bebas covid selama 3 bulan. Karna setelah difikir-fikir, mama baru sembuh di bulan febuari. Dan dapet vaksin di bulan maret kemarin.
Untungnya sih efek samping setelah divaksin sih ga ada, sejauh yg gue liat. Paling jadi suka marah-marah, kalo gue makan kebanyakan karna sama saja dengan memakan jatah makanan orang rumah yg lain
Tapi, ada temen yg setelah divaksin, ngerasa badannya lemes banget. Emang beda-beda aja kali ya efek samping tiap orang
Saya malah pernah positif mbak. Gak tau divaksin apa enggak. Orang saya udah punya antibodinya secara alami. Tapi nanti kalo suruh vaksin ya ikut aja. Biar bisa jadi pengalaman, jadi bisa buat cerita, wkwkwkwk.
ReplyDeleteYa ampun, samaan banget aku juga paling wedi sama jarum suntik, huhuhu.Terakhir disuntik waktu 2019 kemarin pas pengambilan darah itu aja takutnya setengah hidup, nggak bayangin ini suntik vaksin takutnya bakal kayak apa, hahah.
ReplyDeleteSemoga lancar untuk vaksin kedua, Mbaaak :D