SOSOK BAPAK
Sama
seperti kebanyakan sosok ayah lainnya, bapak adalah tipe pekerja keras.
Yang bekerja dari Senin sampai Minggu. Kerjanya juga demi kemaslahatan
banyak orang, naik bergelantung dari tiang listrik ke tiang listrik. Pernah
suatu ketika tangan dan badan beliau memar biru dan luka, katanya
beliau habis tersetrum. kadang pula pernah bercerita jatuh dari tiang
listrik yang sedang dipanjatnya. kadang hal-hal tersebut membuat saya
sedih.
Entah kenapa, dari dulu saya lebih nyaman dekat dengan
bapak ketimbang sama ibu. Bukannya saya ngga sayang sama ibu, tapi jika
bersama ibu saya lebih banyak berantemnya. Wkwkkwkw.. karena banyak
sifat yang bertentangan.
Mungkin dari pola asuh ibu dan bapak yang
berbeda. Ibu yang selalu mengekang, banyak marah ketika saya nggak
melakukan apa yang beliau suruh atau ketika saya melakukan sesuatu (yang
menurutnya) yang salah.
Berbeda dengan bapak, yang pola asuhnya akan terkesan membiarkan dan percaya sepenuhnya pada anak perempuannya ini.
Saya masih ingat dulu ketika masa-masa kuliah ketika saya mengikuti kegiatan kampus dan harus pulang malam.
Saya cukup menelepon bapak
"Pak, saya pulang malam. Ada kegiatan di kampus"
"jam berapa? Yaudah hati-hati"
Hanya itu kalimat yang diucap bapak, tapi cukup mrlegakan ketika beliau memang benar-benar memberikan kepercayaan pada saya.
Berbeda ketika saya pamitan sama ibu
Maka beliau akan mencecar dengan banyak rentetan kalimat.
“anak perempuan bla.. Bla.. Bla... B"
Yas, kadang ibuk sekolot itu.. Dan itu kadang membuat saya malas untuk menanggapi atau berdebat.
Jika
diabalogikan dengan sebuah permainan layang-layang bapak adalah orang
yang selalu membiarkan layanan itu bebas terbang di angkasa dan baru
akan menarik senarnya ketika mulai goyah kanan kiri agar kembali lurus.
Mungkin bapak memang bukan orang sempurna dan memiliki kesalahan. Namun, bersama bapak saya justru lebih nyaman.
bapak
jarang sekali marah. Marahnya bapak itu hanya kalau saya sudah
benar-benar kelewatan. Meski hanya satu kata tapi sukses bikin saya
takut.
photo lawas bersama bapak tahun 2015
Mengapa anak perempuan lebih dekat dengan ayah/bapak?
Bapak Selalu membela anak perempuannya
Ibu adalah tipikal pemarah, hal ini yang saya paling takutkan akan menurun pada saya. (saya berharap tidak mudah marah pada anak-anak kelak). berkebalikan dengan bapak yang jarang marah pada saya. Ketika ibu marah-marah, bapak akan membela saya jika memang kesalahan saya tidak begitu berat.
Menyayagi anak perempuan dengan caranya sendiri
Seperti yang telah saya tulis di atas, bapak menyayangi dengan caranya sendiri. terkesan membarkan, tapi akan menarik ketika sudah melenceng dari jalan. Bapak tidak langsung memberi solusi, tapi menuntun utuk mencari jalan keluar sendiri. Bapak mengajarkan untuk saya menjadi sosok yang tanguh, mandiri dan pemberani.
Sosok Penyelamat di berbagai kesulitan termasuk Keuangan
Bagi
saya, bapak adalah sosok multitalenta yang mampu menyelamatkan anak
perempuannya di berbagai kesulitan. saya masih ingat ketika beberapa
tahun lalu, saat saya panik karena mesin motor tiba-tiba mati di tengah
jalan saat pulang kuliah. Telepon bapak, nggak lama kemudian beliau
datang dan membereskan permasalahan dalam sekejab.
Bapak yang selalu
menggantikan batterai-batterai arloji saya yang sudah mati, bapak yang
membuatkan saya rak buku mini, dan tentunya bapak yang selalu membantu
masalah financial saya, alias dikasihh sangu tiba-tiba tanpa cerita
kalau lagi nggak punya uang.
Nah itu tadi cerita saya bersama bapak, kalau teman-teman lebih dekat dengan bapak atau ibu nih?
*ditulis untuk kegiatan nulis bareng Verwati Iriani dan Andhira Arum*
Tema ke-lima: Parents
Baca Juga:
Tulisan Verwa "Terima Kasih atas Cinta dan Kebahagiaan untuk Keluarga Kami"
Hai Mba Rie, seru banget sih cerita-cerita bareng bapaknya. Tapi kalo aku kok malah sebaliknya yaa. Bapak yang lebih kolot dan ibu yang lebih terbuka. Jadi kalo mau ijin kemana2 gitu kucing2an tapi pamit dulu ke ibuku, dengan bilanh 'jangan bilang2 bapak yaa. Ya ampun kalo diinget2 kok merasa bersalah yaa
ReplyDeleteHalo, kak Rie.
ReplyDeleteSeru ngikutin cerita dari awal sampai akhir perbedaan karakter antara bapak dan ibunya kak Rie 😊.
Kalau boleh jujur, karakter kedua ortunya kak Rie hampir mirip dengan kedua karakter ortuku.
Tapi syukur sekarang ini ibuku sudah ngga begitu protektif lagi, karena aku ... sering bantah hahaha 😆.
Tapi bantahanku hal yang benar loh hehehe.
Ah heartwarming banget membaca cerita ini, Kak Rie <3
ReplyDeleteLangsung keinget sama perjuangan ayahku juga yang bekerja siang malam senin-minggu untuk keluarga :(
Semoga ayah Kak Rie diberi kesehatan dan umur yang panjang ya!
gue setuju dengan statment ini
ReplyDeletebahwasannya anak perempuan lebih deket dengan ayahnya
begitu juga dengan adik gue yang lebih deket sama bokap
nah, selanjutnya yang mau gue tanyakan, anak laki-laki itu lebih deket sama siapa ya?
kayaknya gue enggak ada yang bela deh.
kalo anak perempuan, jika ada masalah sama ibu akan dibantu oleh ayahnya.
sedangkan anak laki-laki, jika ada masalah sama ibu berarti masalah juga sama ayah. seolah mereka adalah sebuah kesatuan.
gue mau jadi tanaman hias aja deh
Oh pantesan anak perempuan saya kadang sukanya jalan-jalan sama saya, kalo sama ibunya memang jarang soalnya suka di rumah terus.
ReplyDeleteKalo soal berantem, memang kadang-kadang sih, tapi itu demi kebaikan anak juga.😃
AHAHAHA, emang bener ya, kalo anak cewe selalu lebih deket ama bapaknya, begitu juga kebalikannya :v.
ReplyDeleteNice sharing, mbak. Salam kenal ya :D.
Its true I closed with my dad more , bcs my mom kinda fierce lol .
ReplyDeleteWell I'm spoil kids :')
Semoga Bapanya sihat2 ya.
ReplyDelete