Momen lebaran adalah momen yang banyak ditunggu oleh sebagian besar perantau untuk bisa mudik ke daerah asal. Mudik ya, bukan pulang kampung. Karena bagi saya mudik dan pulang kampung beda. Haha (masih aja ada yang memperdebat masalah ini).
Setiap tahun, mudik menjadi sebuah rutinitas. Termasuk saya dan orang tua yang selalu mudik setiap tahun untuk merayakan idulfitri bersama nenek. Meski jarak tempuh antara Surabaya-Kediri hanya 3 jam, momen mudik menjelang lebaran sangat berbeda dengan berkunjung ke desa pada hari-hari biasa.
Namun tahun ini agaknya terasa berbeda. Pemerintah mengimbau untuk tidak mudik terkait persebaran Covid-19. Memutuskan untuk tidak mudik demi keluarga di desa adalah pilihan yang tepat. Namun akibatnya tak bisa merayakan idulfitri di desa. Ada hal-hal yang cukup saya rindukan kala idulfitri, yaitu:
Mudik di malam Takbir
Yang menarik, setiap kali saya dan orang tua pulang di malam Takbir mala kami akan menemui banyak masyarakat di sepanjang jalan Surabaya sampai Kediri yang melakukan takbir keliling.
Meski mengakibatkan waktu tempuh jadi lama, saya bisa menikmati kearifan lokal yang masih dipertahankan menjelang hari raya, yaitu takbir keliling. Ada yang membawa obor, kentongan, memakai hiasan, musik Patrol, hingga ada yang mengadakan doorprize.
Berkumpul dengan keluarga besar
Bapak yang merupakan anak ke 5 dari 13 bersaudara pasti selalu pulang untuk berkumpul bersama sanak keluarga. Meski Tidak semua saudara bapak yang tersebar di banyak daerah pulang tiap lebaran, tapi cukup dua hingga 3 keluarga besar yang kumpup cukup menghibur nenek yang selalu menyambut anak-cucunya pulang.
Menikmati suasana desa yang tenang
Setiap pulang ke desa, saya selalu menikmati suasana desa yang tenang, ayem lan tentrem, tidak banyak polusi, tidak banyak hiruk pikuk kendaraan seperti di Surabaya. Salah satu cita-cita saya kelak bisa hidup di desa, sederhana tapi berkecukupan. Hehe
Mengunjungi saudara yang tersebar di Beberapa kota lainnya.
Saya biasa nyebutnya roadshow tiap lebaran. Biasanya pada hari pertama rombongan keluarga Kediri akan mengunjungi keluarga lebih tua di sekitar Kediri dan Kediri kota, dilanjut ke Nganjuk dan mojokerto, hari kedua melanjutkan kunjungan ke Kabupaten Madiun kalau memungkinkan bisa mampir ke Magetan. Hari ketiga kembali lagi ke Kediri, hari ke 4 Berdiam di Kediri, hari ke 5 atau ke 6 setelah lebaran langsung balik ke Surabaya.
Bisa berbagi rezeki dengan saudara dan keponakan-keponakan
Di hari lebaran,biasanya ada perasaan senang ketika bisa berbagi sedikit rezeki dengan saudara-saudara yang masih kecil dan keponakan-keponakan. Iya, saudara dan keponakan-keponakan saya makin hari makin banyak. Sepupu-sepupu saya kebanyakan menikah di umur 16-17 tahun. Bahkan tahun ini saya sudah punya cucu dari keponakan 😂.Namun Sayang sekali nggak bisa mudik untuk ketemu cucu kecil tersebut. Hanya bisa berjumpa secara virtual.
Itu tadi yang saya rindukan ketika lebaran di kampung halaman. Tapi nggak apa, tahun ini saya memilih tidak mudik untuk mengurangi kemungkinan tertularnya COVID-19 karena kita nggak pernah tahu siapa si-carrier (pembawa) virus yang ada di sekitar.
Post a Comment
Post a Comment