Nasi Lengko merupakan salah satu kuliner khas daerah Cirebon. Meski
di beberapa kota di Jawa Timur juga ada penjual Nasi Lengko, mencoba makanan di tempat
asalnya tentu memiliki suasana yang berbeda. Beberapa waktu lalu saat
mengunjungi Cirebon bersama teman-teman, tak lupa kami mampir ke salah satu
warung (lah warung? Di Cirebon apa ya istilahnya?) Nasi Lengko.
Nasi Lengko H. Barno |
Kami berlima yang sudah lapar di pagi setengah siang kala itu memilih Nasi Lengko H. Barno Pagongan yang
terletak di Perempatan Jalan DR. Ciptomangunkusumo, Kesambi, Cirebon karena menurut maps tidak terlalu jauh dari lokasi acara kami.
Sambil menunggu bapaknya menyiapkan pesanan, kami sempat mengajak
ngobrol untuk mengetahui asal-usul Nasi
Lengko. Nasi Lengko, berasal dari kata lengko yang menurut bapak penjualnya
berarti tidak ada, langka/jarang. Jadi maksudnya nasi yang tidak ada lauknya (protein hewani). Nasi Lengko ini adalah nasi yang dibuat tidak
ada protein hewaninya. Karena semua bahannya kaya akan karbohidrat.
Nasi Lengko merupakan makanan hasil kreasi orang-orang Cirebon pada
masa penjajahan hingga pascakemerdekaan. Di mana masyarakat kala itu serba kekurangan
untuk mendapatkan lauk yang layak. Tahu dan tempe adalah makanan sederhana yang
mudah didapatkan
Isi Nasi Lengko
Sepiring Nasi Lengko Khas Cirebon |
Tak lama, di depan kami segera tersaji 5 piring Nasi Lengko. Nasi
Lengko terdiri dari sepiring nasi hangat, dengan lauk Lengkonya yang terdiri
dari potongan tahu goreng, potongan tempe goreng, tauge rebus, cacahan mentimun, rajangan (potongan )daun kucai, dan
taburan bawang merah goreng. Yang kemudian disiram dengan bumbu kacang pedas,
ditambah dengan kecap manis. Saat ini, menikmati Nasi Lengko biasanya dipadukan
dengan lauk Sate Kambing.
Oiya. Sebelum makan, tak lupa ritual photo-photo makanannya. Menyenangkan
bukan, bertemu orang yang satu frekuensi? jadi, kalau mau foto makanan nggak
dibilang alay karena sama-sama melakukan hal serupa. Biar sok-sokan seperti foodies yang udah tenar gitu. hehehehe...
Mas Dito, Mbak Yuni, dan Mas Pandu sibuk |
Rasa Nasi Lengko dan Cara Makan
Menurut saya, rasanya tidak terlalu special. Karena di Surabaya pun
pernah makan nasi tahu kecap dan kacang yang
rasanya tak jauh beda dengan Nasi Lengko. Mungkin tergantung lidah
masing-masing sih, tapi kurang cocok untuk lidah saya yang tidak terlalu suka
makanan kurang berbumbu. Hehehe.. saya
lebih suka makanan yang bumbunya banyak. Meskipun dominan kecap seperti MieYamin atau Lontong Kupang dan Sate Kerang di Surabaya yang penting bumbunya terasa. Bahkan kalau makan tahu
tek atau tahu telor minta banyak bawangnya.
Pilih diaduk atau enggak pas makan? |
Cara makan nasi Lengko adalah dengan diaduk/dicampur menjadi satu.
Tapi balik lagi ke selera masing-masing. Sama seperti cara makan bubur ayam, kamu milih tim
diaduk atau enggak :D
Nasi Lengko H. Barno yang kami kunjungi adalah cabang dari Nasi
Lengko H. Barno Pagongan. Harga satu porsi nasi Lengko adalah 15.000 kalau
setengah porsi 10.000, harga yang menurut saya agak mahal untuk jenis makanan
seperti ini. Mungkin karena nama H. Barno udah besar, jadi cukup
berpengaruh.
Baca Juga:
Akses Lokasi
Terletak tidak jauh dari Transmart Cirebon dan CSB Mall nasi
Lengko H. Barno yang terletak di Ciptomangunkusumo ini cocok untuk destinasi
kuliner di luar mall. Namun karena letaknya yang persis di pojokan perempatan,
untuk pengunjung yang membawa mobil agak kesulitan untuk mencari parkir
kendaraannya. Alternatifnya parkir di dalam mall walau harus jalan kaki.
Nasi lengkonya benar menggiyurkan ya. Saya jadi pingin ikut cobain. Ah kebetulan saya juga suka hidangan yang pakai kecap seperti mie yamin, telor ceplok dikecapin juga hahaha :D
ReplyDeleteIya kak :D hehehe saya yang penting bumbunya terasa...
Deletesalam kenal kak. Terimakasih sudah mampir
jadi bayangin soalnya kamu sempet nulis nasi tahu kecap dan kacang. eh tapi kalau aku nyasarnya jadi tahu lontong kalau beli disini.
ReplyDeletekuliner jawa barat g masuk ke lidahku sih, cita rasanya cenderung manis, kecuali nasi jamblangnya yang emang endeus banget!
Iya mbak, kalau tahu lontong pake lontong. Bedanya ini pake nasi.
DeleteNasi jamblang kurang di lidah, empal Gentong yang malah mirip soto betawim hehe
mirip kayak ketoprak ya pake bumbu kacang, toge, tahu, timun, tapi yang paling bikin beda satenya ya, jadi ingin coba.
ReplyDeleteHampir sejenis kak.. tapi ini nggak pakai kerupuk. Hihihi
DeleteWaktu itu satenya belum cobain juga.
sepertinya rasanya nikmat mbak, apalagi harga bersahabat hanya 15rb
ReplyDeleteTapi kurang cocok di lidah saya mas.. bumbunya kurang sip buat lidah Jawa Timuran saya.
DeleteWahh kebetulan bgt ini ada dalam list makanan yang ku pengen cobain kalau ke Cirebon. Mumpung mas pacar lagi kerja disana. Bahagianya nemuu tulisan iniii :3
ReplyDelete