Judulnya mbonek,
tapi bukan mau nonton pertandingan Persebaya kok. Mboneknya ini maksudnya bondo nekat. Motto hidup orang Surabaya –katanya-
yang penting yakin dan bermodalkan nekat.
Beberapa waktu lalu sempet main ke Blitar setelah berkujung ke rumah
kerabat di Tulungagung. Kebetulan tiket yang kubeli untuk pulang ke Surabaya
adalah tiket kereta yang melewati Malang. Musim liburan, berburu tiket lokal
memang nggak segampang biasanya. Antara kehabisan dan mendapat tiket, tapi
tanpa tempat duduk.
Sesampainya di Blitar pukul 10.20 aku langsung mengunjungi beberapa tempat yang
sudah aku masukkan dalam list kunjunganku setelah sebelumnya mencari tahu melalui web akun hits di Bllitar. Karena temanku yang kerja di Blitar nggak bisa nemenin, dan
kebetulan mas Pandu yang sempat menemaniku mengunjungi Pantai di Blitar beberapa waktu lalu juga nggak bisa
menemani, akhirnya nekat mbonek aja
di Blitar. Udah sampai juga. Berikut beberapa tempat yang sempat aku kunjungi
selama di Blitar yang semuanya kutempuh dengan berjalan kaki.
- RTH (Ruang Terbuka Hijau) Taman Pecut Kota Blitar
Setelah turun dari kereta, tempat pertama
yang aku tuju adalah Taman Pecut, letaknya tak jauh dari Stasiun, hanya
berjarak 500m, menurut google maps.
Dari Stasiun ke Taman Pecut aku berjalan kurang lebih 10menit.
Taman Pecut ini tidak terlalu luas, dengan
patung Iconic berbentuk pecut di
bagian depan tempat ini. Karena sendirian, aku jadi nggak dapat info mengapa
pecut yang digunakan sebagai icon
utama di tempat ini.
Taman ini cocok untuk bersantai bersama
keluarga di sore maupun malam hari.
- Aloon-aloon Kota Blitar
Aloon-aloon kota Blitar terletak di
seberang taman Pecut. Seperti aloon – alon pada umunya. Tak banyak aktifitas
yang dilakukan di aloon-aloon ini karena memang hari sudah siang dan bajuku
mulai basah dengan keringat.
Yang menarik dari aloon-aloon ini
dikelilingi oleh pohon beringin. Ada pohon beringin besar yang diberi pagar
terdapat di tengah-tengah aloon-aloon. Setelah berkeliling aloon-aloon yang
nggak ada apa-apanya kecuali sederet pedagang makanan yang menggugah selera,
aku jalan kaki lagi menuju Istana Gebang
- Istana Gebang
Istana Gebang dulunya merupakan kediaman keluarga
bung Karno. Rumah ini dikelola oleh pemerintah kota Blitar karena info yang
kuperoleh dari pemandu di tempat ini, beberapa tahun sebelumnya sempat akan di
jual
Dari Aloon-aloon menuju istana gebang ini
jaraknya 1,5 Km. sekitar 20 menit kalau aku jalan kaki kemarin. Dari Aloon-aloon aku berjalan menuju ke jalan
Semeru, sesampainya di dedepa ngedung Patria kan banyak tukang becak mangkal
tuh, beberapa nawari naik dengan nada yang agak menggoda gitu. Sebenernya agak
keganggu, tapi yowes cuek wae sambil terus jalan. Aku tetap berpatokan dengan g-maps, melewati
jalan Cokroaminoto, langsung jalan kearah Jalan Sultan Agung.
Sesampainya di Istana Gebang, adzan Dzuhur
berkumandang, sebelum masuk aku mengistirahatkan kak sejenaki di bawah pohon
yang ada di dalam kompleks istana Gebang Ini. Nggak terlalu banyak pohon rindang sehingga
suasannya sangat panas di luar. Tapi begitu memasuki kediaman Istana
Gebang, suasana adem sangat terasa. Tidak ada tiket masuk, hanya mengisi buku
tamu di bagian ruang depan.
- Taman Kebun Rojo
Setelah puas berkeliling istana Gebang dan
mengistirahatkan kaki, aku memutuskan untuk melanjutkan perjalanan ke Taman
Kebon Rojo. Panas semakin menyengat saat berjalan kaki walaupun hanya berjarak
sekitar 400m, atau sekitar 5 menit dari Istana Gebang.
Sekilas, suasana di Taman Kebun Rojo
mengingatkanku pada Taman Flora (kebun-Bibit) Surabaya yang ada di Manyar. Lokasinya
yang berada di tengah kota membuat taman ini ramai dikunjungi sebagai tempat jujugan para keluarga maupun anak-anak muda untuk sekadar bersantai dan ngadem. Suasana adem dikelilingi pohon rindang dan semilir angin hawanya bikin
ngantuk.
Di tempat ini ada beberapa hewan seperti Rusa,
Domba, Kambing, Burung Unta dan beberapa lagi. Memang sangat tepat untuk mengajak
anak-anak belajar mengenali berbagai jenis hewan.
Aku ngadem di sini sampai menjelang Ashar, sambil
menikmati Cilot yang kubeli di depan pintu masuk. Kesalahannya adalah, beli langsung 5000 dan
ternyata dapat banyak, agak susah menghabiskan.
Waktu lagi enak nikmati cilot, ada ibu-ibu
yang ngira aku masih anak SMA.
“Iya bu.. saya masih SMA, 9 tahun yang lalu, maksudnya.”
Tidak ada tiket masuk, hanya membayar parkir
bagi yang membawa kendaran.
- Kompleks Makam Bung Karno
Tempat terakhir yang aku kunjungi adalah
makam Bung Karno. Kalau ke Blitar nggak afdol rasanya kalau nggak mampir ke
sini, ke Makam Presiden RI yang pertama.
Dari perjalanan ke 4 tempat sebelumnya,
rasanya perjalanan menuju makam Bung Karno ini paling berat. 1,7 km dari Taman
Kebon Rojo, berjalan ke Arah SMK 3 Blitar yang bersebelahan dengan Monumen
Peta. Kemudian menyebrang lewat sebelah Makam Raden Wijaya. Tinggal jalan lurus
aja. Perjalanan yang cuma lurus-lurus saja malah membuat kaki terasa capek.
Monumen Peta |
Taman Makam Raden Wijaya |
Hampir satu jam berkeliling di Komplek pemakaman Bung
Karno yang terdiri dari Perpustakaan Umum, Museum dan Makam Bung Karno.
Berhubung lagi nggak sholat, aku mengurungkan niat untuk masuk ke makam. Setelah
iu aku langsung balik ke Stasiun Blitar untuk mengejar kereta terakhir ke
Surabaya pukul 6 sore.
Yang paling mengasyikkan ketika keliling
dengan jalan kaki adalah bisa berhenti-berhenti sambil memotret keadaan di
sekitar. Tapi sayangnya jalannya cuma sendiri, nggak ada yang motoin kalau ingin foto. Alhasil Cuma bisa foto selfie.
Hiks
Bagi yang ingin mencoba sensasi jalan kaki
berkilo-kilometer silahkan dicoba, lumayan untuk membantu diet dan jangan lupa bawa bekal air putih yang banyak. Kemarin cuma nekat aja ingin coba mbolang
jalan kaki, kalau bolak-balik Malioboro-taman Sari waktu liburan ke Jogja aja
kuat, kenapa nggak nyoba di tempat lain. Tapi sebenarnya nggak bisa disebut
nekat, disebut bodoh iya. Karena waktu aku cek dari satu tempat ke tempat lain,
jika ditempuh pakai ojek online cuma 3000-5000 rupiah saja dengan waktu tempuh
3-10 menit. Tidak apa-apa, sebagai pengalaman saat masih single gini. Sykur-syukur dapet jodoh yang mau diajak gila-gilaan mbolang. Hahhaha…
Buat tambahan referensi bisa baca asal - usul taman pecut .
ReplyDeleteDi Istana Gebang dulu rindang, tapi emang belum lama ini pohonnya tumbang jadi super duper panas
Woo maturnuwun info referensinya :D
DeleteOiya, lupa. Ada Pohon Gada besar sebelumnya. Kemarin pas ke sana bekas batang kayunya yang besar lagi diukir-ukir sama pemerhati sejarah di sana.
Wah, kalau mampir Blitar lagi, bisa nih main bareng. Kebetulan aku dari Blitar juga :D
ReplyDeleteSalam kenal, Mbak :D
waah maaf baru lihat komentarnya, Salam kenal juga yaa... :D
Deletehihihi... boleh tuh mbak main bareng, masih banyak tempat di Blitar dan sekitarnya yang belum aku eksplore. Soalnya tinggal di Surabaya, baru bisa main-main kalau ada waktu luang.