source: google |
Dalam hitungan jari tahun 2018 akan segera berakhir. Berganti
dengan tahun baru di 2019. Waktunya melihat kembali perjalanan selama satu
tahun. Termasuk melihat kembali resolusi-resolusi yang membuatmu semangat
mengawali tahun ini.
Setiap orang tentunya memiliki resolusi baik yang dituliskan
dalam sederet panjang kalimat, maupun yang hanya disimpan dalam memori otak.
Saya pun tak bisa lepas dari hal tersebut. Beberapa tahun
belakangan saya suka menuliskan sederet panjang daftar keinginan saya di tahun
yang baru. Namun sayangnya, tidak semua yang tertulis dapat terwujud.
Dari 6 resolusi yang pernah saya tulis di akhir tahun 2017,
nyatanya hanya tiga yang terlaksana. Meski demikian, di tahun ini nyatanya saya
harus melepas seseorang pergi, seseorang yang selama beberapa tahun ini sangat
saya harapkan untuk terus melangkah bersama. Yah, mau gimana lagi. Kecewa? Tentu…
sedih, iya. Sampe sempet nangis juga sebentar. Hahaha..... tapi t’s okay, no problem. Cuma sebentar aja
kok, kemudian sadar dia bukan satu-satunya yang harus dituju. Buat apa terus
menggenggam apa yang sudah tak mau digenggam? Lah kan jadi
keinget…
Tapi dibalik itu, Allah ternyata menggantinya dengan banyak
hal indah. Saya dipertemukan dengan banyak orang baru yang mengajarkan tentang
arti hidup. Mengajarkan bahwa saya cukup untuk menjadi diri sendiri dan
menyayangi diri sendiri terlebih dahulu. Dan memang hidup terasa lebih indah
dengan menjadi diri sendiri. Melakukan apapun yang diinginkan tanpa harus
mendengar perkataan orang. Tanpa harus berpura-pura untuk menyenangkan hati orang lain.
“Melepas satu orang yang menghambatmu, akan mendatangkan banyak orang yang mendukungmu.”
Tuhan memang adil kok, pasti akan mempertemukan di waktu
yang tepat.
Menulis Resolusi di Tahun Baru
Entah kenapa, saya selalu percaya menuliskan resolusi atau
keinginan-keinginan baru dapat membawa hal positif dalam diri agar selalu
semangat dalam menyambut hari yang baru.
Hidup memang lebih baik mengikuti arus, tetapi setidaknya
kita harus punya dayung dan perahu agar tidak tenggelam. Bayangkan saja, kita
mau menyusuri aliran sungai, tapi kita tidak punya dayung dan perahu, mau
berenang? Yah bisa tenggelam keseret aliran dong.
Begitulah hidup, kita tak tahu nasib kita di depan, bagaimana
tinggal mennjalani seperti bisa, mengikuti aliran dengan impian-impian kita sebagai perahu dan dayungnya.
Post a Comment
Post a Comment