Sejak beberapa bulan yang lalu, poster film Aruna dan Lidahnya
berseliweran di linimasa Twitter. Saya mengenal Aruna dan Lidahnya
sejak tahun 2015 , berawal dari novel yang saya pinjam dari teman. Novelnya
sangat menarik dengan teknik penceritaan yang detil khas Laksmi Pamuncak.
Skip bahas novelnya, karena saya hanya akan bahas tentang filmnya.
Sejak rilis tanggal 27 September lalu, film ini membuat saya penasaran untuk
menontonnya.
Dibintangi oleh Dian Sastro (Aruna), Nicholas Saputra
(Bono), Hanah Alrasyid (Nadresda), dan Oka Antara (Faris), film ini menjadi
salah satu film paling ditunggu di akhir tahun 2018. Salah satu alasannya juga
karena Dian Sastro dan Nicholas yang dikenal dengan Cinta-Rangga dari film AADC
kembali dipertemukan dalam film yang sama.
Spoiler sih, film ini cocok buat kamu yang mau ngedate sama gebetan.
Sederhana, Tapi sukses Bikin Baper Sekaligus Laper
Kenapa saya bilang sederhana? film ini bisa dilihat sederhana
dengan teknik penceritaan ringan dan mengalir begitu saja. Sepanjang film saya
cukup dibuat mesem- mesem sama tingkah Mbak Dian , Mas Nicho, Mas Oka, dan Mbak
Hannah. Pemilihan tokoh dengan umur di atas 30 tahunan ini tetep bisa bikin
kamu baper karena ekspresi-eksperi sederhana mereka meski umur kamu juga nggak
muda lagi, ekspresi atau tingkah yang bikin kamu mesam-mesem sendiri,
gemes-gemes manja. Jadi, film ini memang menghadirkan kisah cinta, tapi bukan
kisah cinta ABG yang menye-menye sekedar bilang “Aku suka
kamu, aku sayang kamu atau aku cinta kamu” yang lumrah dijumpai di film-film
cinta-cintaan.
Kalau saya sih, gemes sama Mbak dian dan Mas Oka. Hahaha..
ekspresi-ekpresinya bikin saya berdecak “ Duh, seorang Dian Sastro bisa juga ya
akting seperti ini” meski bayang-bayang Cinta dan Rangga awalnya saya sematkan
pada Nicolas dan Dian. Eits, tapi beda loh mereka sukses lepas
dari Cinta dan Rangga di film ini. Chemistry mereka sebagai
sahabat yang saling melengkapi di film ini. Dan Mas Oka alias Faris, ya
ampuun kalem, tapi bikin saya mesem-mesem sepanjang film. Boleh dong dapet satu
cowok yang kayak gini..
Bagian yang paling saya suka menjelang akhir film.
“Aku tuh naksir-naksir sebel sama kamu” kata Aruna kepada Faris di sebuah warung nasi goreng. Kalimat itu
sukses bikin saya hampir loncat dari kursi penonton. Kalimat ini kayaknya bakal
cocok buat alternatif cewek nyatain duluan ke cowok. Apalgi kemudian ditambah
Faris menjawab
“Aku juga” dengan ekspresi yang susah dijelaskan. antara seneng, kaget atau gimana gitu.ya ampuun sampe
ikutan nyesek gimana gitu.
Jadi, Aruna ini seakan menyampaikan pada penonton
bahwa cewek bisa kok menyatakan perasaan duluan. Nggak ada salahnya
menyatakan perasaan duluan apalgi untuk lelaki yang nggak gampang peka.
Akting Bono dan Nad yang ceplas-ceplos, melengkapi Aruna dan Faris
yang terkadang kikuk, solu-solu kolu (malu tapi mau) adalah
salah satu alasan film ini layak diacungi jempol. Pengembangan karakter yang
sangat keren. Meski dialog-dialognya kadang juga dialami sehari-hari, tapi
dalam ini dialog tersebut terasa spesial.
Selain bikin baper juga bikin laper, bangeeets.. ngeets.. bayangkan dari awal film sampe akhir isinya
makan-makan doang. Dari scene sop buntut yang dimasak Aruna,
Udang yang dibakar oleh Bono, Roti bakar keju yang dimasakin Bono pagi-pagi
buat Aruna. Dari Surabaya, langsung disuguhkan Rawon Iga Sapi,
kemudian Soto Ayam Lamongan yang ada di seberang jalan Praban (deket Blauran) ,
terus kacang Kowa yang dimakan di pinggir jalan, Nasi babat yang entah di mana,
Rujak Soto, ke Madura untuk makan Campor Lorjuk, di hotel pun mereka makan
Bubur Madura ke Pontianak mereka langsung makan bakmi , Pengkang,
Nasi Goreng dan Choipan Singkawang. Teknik penyajian dan
pengambilan gambarnya sukses bikin ngiler.
Soundtracknya Bikin Jatuh Cinta
sebuah film yang bagus selalu didukung oleh aransemen musik yang bagus pula. dan saya sangat setuju untuk film ini. lagu-lagu yang ditempatkan pada porsi yang pas turut mendukung alur cerita. ada tiga soundtrack yang saya tahu di lagu ini, yang kesemuanya merupakan lagu lawas era 90an, diaransemen dan dibawakan ulang oleh penyanyi yang tak kalah bagusnya.
1. Antara Kita (Monita Tahela)
lagu ini merupakan lagu lawas miliki kelompok RSD (Rida-Sita-Dewi Lestari).
2. Tentang Aku - FE Utomo
lagu ini juga merupakan lagu tahun 90an yang dinyanyikan kembali. penyanyi aslinya adalah Jingga (Fe Utomo dan Therry) . Fe Utomo menyanyikan kembali lagu ini sendiri.
3. Aku Ini Punya Siapa - January Christy
kalau ini merupakan lagu yang booming di era 90an.
Bersambung ke Part 2
sebuah film yang bagus selalu didukung oleh aransemen musik yang bagus pula. dan saya sangat setuju untuk film ini. lagu-lagu yang ditempatkan pada porsi yang pas turut mendukung alur cerita. ada tiga soundtrack yang saya tahu di lagu ini, yang kesemuanya merupakan lagu lawas era 90an, diaransemen dan dibawakan ulang oleh penyanyi yang tak kalah bagusnya.
1. Antara Kita (Monita Tahela)
lagu ini merupakan lagu lawas miliki kelompok RSD (Rida-Sita-Dewi Lestari).
2. Tentang Aku - FE Utomo
lagu ini juga merupakan lagu tahun 90an yang dinyanyikan kembali. penyanyi aslinya adalah Jingga (Fe Utomo dan Therry) . Fe Utomo menyanyikan kembali lagu ini sendiri.
kalau ini merupakan lagu yang booming di era 90an.
Bersambung ke Part 2
part duanya agak serius, tapi nggak usah dianggap serius. Cuma review ngawur kok.
Aku tu naksir-naksir sebel sama kamu,😆😆
ReplyDelete