Surya(9/4)-
Siang itu, kantor redaksi harian Surya tampak ramai. Sejumlah mahasiswa
Universitas Airlangga melakukan Kunjungan dan Pelatihan Jurnalistik di kantor redaksi Harian Surya yang bertempat
di Rungkut Industri III 68 dan 70. Acara
yang diadakan oleh Himpunan Mahasiswa Departemen Sastra Indonesia Uniersitas
Airlangga ini dimulai pukul 10.00 hingga 15.30 WIB.
Pelatihan
diikuti oleh kurang lebih lima puluh mahasiswa itu dipandu oleh Ezith Perdana
Estafeta selaku moderator, serta M.
Taufiq Zuhdi, Marketing communication
manager redaksi Surya, dan Oni Dwi Arianto, S.S. sebagai pemateri.
M.
Taufiq Zuhdi sebagai pemateri pertama memaparkan konsep kewartawanan secara
umum. Materi-materi yang dipaparkan antara lain untuk mengetahui dasar-dasar
jurnalistik, memahami substansi berita, membedakan jenis berita, dan mengetahui
fungsi media. Ada beberapa dasar jurnalistik yang perlu diketahui antara lain:
objek-objek yang diteliti, nilai berita, kaidah penulisan, penggalian
informasi, teknik wawancara, dan
struktur penulisan.
Pemateri kedua, Oni Dwi Arianto yang merupakan Alumni
Sastra Indonesia ’99 memberikan materi yang berkaitan dengan editing karena ia pernah bekerja sebagai
editor (penyunting) bahasa di Harian
Pagi Surya. Mantan presiden Bem Fakultas Sastra (FIB) 2001 dan 2003 ini menjelaskan
beberapa aspek yang harus dikuasai seorang editor yaitu: menguasai ejaan tata
bahasa (EYD) , Memiliki Kamus, memiliki kepekaan bahasa, teliti dan sabar,
memiliki kepekaan terhadap SARA dan pornografi, memiliki keluwesan, memiliki
kemampuan menulis, dan menguasai bahasa asing.
Dengan
gaya bicara yang santai dan kocak, Oni mampu membuat peserta terhibur dan tidak
jenuh. Ia memberikan beberapa contoh potongan artikel media cetak dan peserta
diminta untuk menganalisis kesalahan-kesalahan judul yang tidak sesuai dengan
kaidah EYD. Peserta pelatihan sangat antusias, hal ini juga dapat mengukur
sejauh mana peserta pelatihan menguasai ejaan bahasa Indonesia yang baik dan
benar.
Selepas
istirahat siang, peserta pelatihan dibagi menjadi beberapa kelompok kecil untuk
membuat satu halaman muka sebuah media
cetak (Koran) dengan nama bebas. Suasana
sangat riuh karena sejumlah mahasiswa berpacu membuat berita dan halaman muka dalam
waktu singkat. Dari yang peserta buat, mereka kemudian diminta untuk
mempresentasikan satu persatu dan dikomentari oleh Taufiq dan Oni.
Dari
beberapa media yang dibuat oleh peserta, dapat disimpulkan bahwa beberapa sudah
bagus dalam pembuatan berita dan pengaturan letak, namun dalam kerangka
berfikir harus lebih diperluas ruang ligkupnya agar tidak terpaku pada hal-hal yang ada di sekitar.
Sebagai
acara penutup, para peserta pelatihan berkesempatan untuk berjalan-jalan di
percetakan dan redaksi harian Surya. Dari sini, peserta dapat melihat
mesin-mesin yang digunakan untuk pencetakan surat kabar dan beberapa majalah
mingguan serta mendapatkan penjelasan tentang prosesnya dari awal hingga akhir.
Setelah puas memahami proses pencetakan surat kabar dari awal hingga akhir,
para peserta diajak memasuki ruang redaksi dan berkenalan dengan beberapa
staff. Namun sayang, para peserta tidak dapat berjumpa dengan jurnalis/wartawan
karena mereka masih berada di lapangan. Para peserta hanya bisa mengetahui
proses pengiriman berita yang berbasis web
editor hingga pelayoutan yang dipaparkan oleh salah satu orang yang ada di
redaksi tersebut.
“Kami
berharap dengan adanya acara ini mahasiswa memperoleh ilmu dalam bidang
jurnalistik, juga dapat melihat secara langsung proses percetakan majalah. Hal
tersebut sangat menarik, mengingat belajar dapat dilakukan tidak hanya di ruang
kelas tetapi juga dimana saja,” terang Aia selaku ketua panitia.
Selain
itu, melalui acara ini diharapkan nantinya akan ada kerjasama lebih lanjut antara
pihak Surya dengan mahasiswa baik itu tingkat fakultas maupun universitas. Program
semacam ini diperlukan untuk mengasah kemampuan mahasiswa, terutama dalam
bidang jurnalistik, memperkenalkan
mahasiswa terhadap dunia media terutama yang berhubungan dengan kewartawanan. (rie)
Post a Comment
Post a Comment